A. Pengertian Theodolit
Theodolit merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur sudut horizontal (Horizontal Angel = HA) dan sudut
vertikal (Vertikal Angel = VA). Alat ini banyak digunakan sebagai piranti
pemetaan pada survey geologi dan geodesi.[1]
Penggunaan theodolit tidak
lepas dari adanya GPS dan waterpass. GPS (Global Positioning System) digunakan
untuk menampilkan data lintang, bujur, dan waktu secara akurat, karena GPS
menggunakan bantuan satelit. Dalam peralatan GPS, posisi pengamat (bujur,
lintang, ketinggian) dapat ditentukan dengan akurasi sangat tinggi. Sedangkan
waterpass digunakan untuk mempermudah memposisikan theodolite agar datar, rata
dan tegak lurus terhadap titik pusat bumi.[2]
Dengan berpedoman pada posisi
dan pergerakan benda-benda langit dan bantuan satelit-satelit GPS, theodolit
dapat menunjukan suatu posisi hingga satu detik busur (1/3600°).[3]
Alat ini dilengkapi dengan teropong yang mempunyai pembesaran lensa yang
bervariasi.
B. Prinsip Kerja Theodolit[4]
1.
Pada
theodolite terdapat 2 lensa atau 3 lensa yakni lensa objektif, lensa focus dan
lensa pembalik. Biasanya yang memiliki lensa pembalik adalah theodolite dengan sistem
digital.
2.
Sinar
cahaya masuk melalui line of collimation.
3.
Cahaya
akan masuk melalui lensa objektif, lalu ke lensa pembalik (jika ada) dan
terakhir ke lensa focus.
4.
Setelah
masuk ke lensa focus, cahaya akan terlihat di mata bersamaan dengan diafragma.
Setelah itu baru bisa terbaca untuk menentukan jarak
atau ketinggian suatu benda yang dilihat dari theodolite.
C. Sifat-Sifat Teodolit
Terdapat
beberapa ciri mengenai instrument teodolit ini, diantaranya yang penting adalah
sebagai berikut :[5]
1. Teropongnya pendek, mempunyai benang silang yang
digoreskan pada kaca dan dilengkapi dengan kolimator untuk pengarahan kasar.
2. Lingkaran horizontal dan vertical dibuat dari kaca dengan
garis-garis pembagian skala dan angka dipermukaannya.
3. Lingkaran vertikal, kebanyakan theodolite diberi petunjuk
seksama terhadap arah gaya tarik bumi dengan satu dari dua cara (a) Dengan
sebuah pemampas otomatik, (b) Dengan nivo kolimasi atau nivo lingkaran
vertikal, biasanya jenis ujung gelembung berimpit dengan system pembacaan
lingkaran vertikal.
4. Sistem-sistem pembacaan lingkaran pada dasarnya terdiri
atas mikroskop dengan optika di dalam instrument. Sebuah okuler pembacaan
biasanya ada di dekat okuler teropong atau di tempatkan di salah satu penopang.
Beberapa instrument memiliki micrometer optis untuk pembacaan pecahan
interval lingkaran, sedangkan lainnya bersifat baca “langsung”. Pada
kebanyakan teodolit, ada sebuah cermin ditempatkan pada satu penopang yang
dapat diatur untuk memantulkan sinar ke dalam instrument dan menerangi
lingkaran untuk pemakaian siang hari. Sistem pembacaan lingkaran dapat
dilengkapi dengan sistem penerangan memakai baterai untuk pekerjaan malam hari
dan di bawah tanah.
5. Putaran mengeliling sumbu I terjadi dalam tabung baja atau
pada bola-bantalan poros (precisions ball bearings) seksama.
6. Bidang sekrup penyetel, terdiri atas tiga sekrup
atau roda sisir.
7. Dasar atau kerangka bawah theodolite, sering dirancang
agar instrument dapat saling ditukar dengan alat-alat tambahannya tanpa
menganggu pemusatan pada titik pengukuran.
8. Pemusat optis, terpasang ke dalam dasar kebanyakan teodolit,
menggantikan bandul unting-unting dan menyebabkan pemusatan dapat dilakukan
dengan ketelitian tinggi.
9. Kotak pembawa untuk thodolite terbuat dari baja, logam
campuran, atau plastik berat. Kotak pembawa biasanya ringkas, kedap air, dan
dapat dikunci.
10. Alat-alat ukur jarak dapat bersifat permanen dan terpadu
dari theodolite Takimeter.
11. Berbagai alat tambahan meningkatkan kemampuan theodolite,
sehingga dapat digunakan secara khusus misalnya pengamatan astronomis.
12. Kaki tiganya jenis kerangka lebar. Beberapa di antaranya
dari logam dan mempunyai alat untuk mendatarkan secara kasar bagian atasnya dan
pemusatan mekanik sehingga tak perlu bandul unting-unting pada pemusatan optis
tetapi pada praktikum kali ini kita memakai bandul unting-unting untuk
pemusatan optis.
D. Kalibrasi Theodolit
Sebelum theodolit
digunakan dalam kerja pengukuran ada baiknya theodolit diperiksa terlebih
dahulu. Hal ini untuk memastikan, apakah teodolit berfungsi dengan baik dan
benar. Ini penting dalam ketelitian pengambilan data, sehingga kesalahan dan
ketidaktelitian dalam pengambilan data dapat diminimalisir.
Terdapat dua jenis kalbirasi yang boleh dilakukan yaitu :[6]
a. Kalibrasi Sementara
Kalibrasi
ini dilakukan dilakukan kepada teodolit setiap kali alat ini akan digunakan.
Hal ini berarti di setiap stasiun pengamatan yang diduduki, kalibrasi sementara
dijalankan terlebih dahulu sebelum pengukuran dilakukan. Kalibrasi sementara
melibatkan tiga proses penting, yakni :
Ø
Memusatkan
teodolit
Dalam pemasangan teodolit harus dilakukan dengan benar
tepat di atas tripod. Prinsipnya adalah dengan cara mengatur teodolit supaya
berdiri dalam kedudukan kurang lebih berada di atas stasiun. Cara melakukannya
adalah seperti berikut :
1. Buka kaki tiga kurang lebih dengan sudut 60°.
2. Posisikan kaki tiga dengan ketinggian sewajarnya
sehingga plat atas kaki tiga berada dalam kedudukan hampir mendatar.
3. Letakkan theodolit di atas plat kaki tiga. Pastikan semua
terkunci pada teodolit dan kencangkan pengunci tribet.
4. Pijakkan satu kaki tiga ke tanah, pegang dan angkat dua
kaki tiga lagi sambil mata praktikan melihat melalui sekrup optik.
5. Kemudian letakkan kedua-dua kaki tiga tadi ke tanah.
Memastikan gelembung udara yang berada di atas penyilang arah (berbentuk bulat)
tepat di tengah-tengah. Caranya dengan menaikan dan menurunkan kaki tiga yang
berkaitan dengan mengikut kedudukan yang sesuai.
Ø
Mengkalibrasi
teodolit
Apabila
teodolit sudah berada tepat di atas tanah, proses selanjutnya ialah memastikan
teodolit berada dalam keadaan benar. Proses kalibrasi adalah seperti berikut :
1.
Pastikan
semua pengunci penyilang atas dan bawah telah dilonggarkan. Gerakkan theodolit
supaya kotak gelembung udara (berbentuk memanjang) sesuai dengan sepasang
sekrup kaki penyearah.
2.
Atur
kedua sekrup kaki penyearah pada arah yang berlawanan serentak sehingga
gelembung udara berada di tengah-tengah kotaknya.
3.
Atur
teleskop sehingga kotak gelembung udara berada 90° dari kedudukan asal tadi.
Kemudian sejajarkan alat menggunakan sekrup kaki penyearah ketiga saja.
Ulangi langkah (2) dan (3) sehingga
gelembung udara tetap berada di tengah. Walaupun teodolit diputar ke arah mana
sekalipun. Gelembung udara (berbentuk bulat) akan sendirinya terarah apabila
keadaan ini terhasil.
Ø
Menghilangkan
beda penglihatan
Beda penglihatan adalah suatu kekaburan yang terjadi pada
objek yang terdapat di benang stadia. Keadaan ini berlaku disebabkan teleskop
tidak difokuskan terlebih dahulu. Jika ini berlaku pengukuran akan sulit
dilakukan.
b. Kalibrasi Tetap
Sebuah
teodolit dikatakan berada dalam keadaan baik jika komponen-komponen dasarnya
berada dalam keadaan berikut :
1. Pugaknya betul-betul tegak apabila gelembung udara
penyilang ufuk berada di tengah-tengah.
2. Komponen sangga mestilah bersudut tepat dengan garisan
kolimatan dalam satah ufuk dan bersudut tepat dengan paksi pugak dalam satah
pugak.
3. Apabila teropong berada dalam keadaan mendatar dan
gelembung pugak (di atas teleskop) berada di tengah-tengah, bacaan sudut pugak
sepatutnya 0°/90° (bergantung kepada jenis alat).
Walaupun semua theodolit mempunyai mekanisme kerja yang
sama, namun pada tingkatan tertentu terdapat perbedaan baik penampilan, bagian
dalamnya dan konstruksinya.
E. Jenis dan Bagian Theodolite
Theodolit terdiri dari dua macam:[7]
a. Theodolit Digital
Jenis teodolit yang dimana
cara pembacaan sudut horizontal dan vertikalnya hanya dibaca dengan otomatis di
layar, dan cara penyentringan alatnya pun berbeda dimana teodolit digital hanya
dengan cara sentering laser. Contoh theodolite digital:
Nikon Topcon N233,N200,N102.
Nikon Topcon N233,N200,N102.
b. Teodolit Manual
Jenis teodolit yang dimana pembacaan sudut horizontal dan
sudut vertikal hanya hanya bisa dibaca dengan manual dengan melihat ke mikroskop
pembacaan horizontal dan vertikal, tetapi teodolit manual mempunyai akurasi
yang sangat kecil. Contoh teodolit Manual: Fannel Kessel T0,T1,T11.
Gambar Theodolit dan bagian-bagiannya :
F. Macam –macam Theodolit
1. Dari konstruksi dan cara pengukuran, dikenal 3 macam theodolite :[8]
a. Theodolite Reiterasi
(Theodolit sumbu tunggal )
Pada theodolite reiterasi,
plat lingkaran skala (horizontal) menjadi satu dengan plat lingkaran nonius dan
tabung sumbu pada kiap sehingga lingkaran mendatar bersifat tetap. Pada jenis
ini terdapat sekrup pengunci plat nonius.
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A (Kem)
b. Theodolit Repetisi
Pada theodolite repetisi,
plat lingkaran skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa, sehingga plat ini
dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar.
Pada jenis ini terdapat
sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak.
Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0º, dapat ditentukan kearah bidikan / target yang dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51 (Zeiss)
Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapat mengelilingi sumbu tegak.
Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0º, dapat ditentukan kearah bidikan / target yang dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51 (Zeiss)
c. Theodolite Elektro Optis
Dari konstruksi mekanis
sistem susunan lingkaran sudutnya antara theodolite optis dengan theodolite
elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak
menggunakan sistem lensa dan prisma lagi, melainkan menggunakan system sensor.
Sensor ini bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang elektromagnetis).
Hasil pertama sistem analog dan kemudian harus ditransfer ke system angka
digital. Proses penghitungan secara otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD)
dalam angka decimal.
2. Menurut sistem bacaannya:
1. Theodolite sistem baca dengan
Indexs Garis
2. Theodolite sistem baca dengan
Nonius
3. Theodolite sistem baca dengan
Micrometer
4. Theodolite sistem baca dengan
Koinsidensi
5. Theodolite sistem baca dengan
Digital
3. Menurut skala ketelitian :
1. Theodolit Presisi (Type T3/
Wild)
2. Theodolit Satu Sekon (Type T2
/ Wild)
3. Theodolit Spuluh Sekon (Type
TM-10C / Sokkisha)
4. Theodolit Satu Menit (Type T0
/ Wild)
5. Theodolit Sepuluh Menit (
Type DK-1 / Kern)
Referensi :
- H. Ahmad Izzuddin, M.Ag, Menentukan
Arah Kiblat Praktis,(Semarang : Walisongo Press,2010)
- Slamet hambali, Ilmu Falak 1, (Semarang
:Progam Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang,2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar