Senin, 05 Januari 2015

TEORI MENGENAI ALAM SEMESTA

TEORI MENGENAI ALAM SEMESTA
( BIG BANG  VS  STEADY STATE ) 
Sudah sejak zaman dahulu  para manusia bertanya-tanya mengenai bagaimana alam semesta terjadi dan bagaimana hukum dan tatanannya bekerja?
Para ilmuwan telah memikirkan tentang hal ini. Alam semesta merupakan kumpulan materi tak hingga yang telah ada sejak dulu dan akan terus ada untuk selamanya. Begitulah dasar paham matrealis, pandangan ini menolak adanya Tuhan. Selain menyatakan bahwa alam ini tidak berawal dan tidak berakhir. Tokoh-tokoh matrealis ini diantaranya adalah Karl Marx, Vladimir Lenin, Friedrich Engels, dan Leon Trotsky. Matrealisme adalah paham yang meyakini bahwa materi adalah satu-satunya keberadaan mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada zaman Yunani kuno abad ke 19, para penganut matrealisme mengakui model alam semesta sebagai berpijak paham atheis. Misal dalam bukunya “principles fondamentaux de philoshopie” karya Georges Politzer menyatakan bahwa “Alam semesta, jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dari ketiadaan”.
Namun pada abad ke 20 ilmu pengetahuan muncul dan menghancurkan paham kuno itu. Alam semesta tidak tetap seperti paham matrealis, namun alam semesta itu mengembang. Ia diciptakan dari ketiadaan, alam semesta mimiliki permulaan. Edwin Hubble melakukan pengamatan bintang-bintang kdengan teleskop di California. Ia menyatakan bahwa bintang-bintang berwarna merah, hal ini berarti bintang menjauhi kita. Menurut hukum fisika spectrum sumber cahaya yang mendekati pengamat berwarna ungu, sedangakan bila berwarna merah maka akan menjauhi. Hal ini berarti bintang dan galaksi semakin menjauhi kita dan alam semesta mengembang.
Albert Einstein berdasarkan teori fisika menyatakan bahwa alam semesta tidak statis. Alam semesta berasal dari satu titik tunggal. Perhitungan menunjukan titik tunggal itu memiliki volume nol, ledakan ini bernama “Big bang”. Dari titik yang bervolume nol ini berarti berasal dari ketiadaan, lalu muncul, berarti ia diciptakan dari ketiadaan seperti yang sudah tercantum dalam Qur’an Surat Al-An’am ayat 101. Yang isinya mengenai bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan yaitu Allah SWT.
Lalu dalam surat Al-Anbiya’: 30 yang berbunyi “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya pada langit dan bumi itu keduanya adalah suatu yang padu kemudian Kami pisahkan antara keduanya”. Seluruh materi pada awalnya diciptakan dari satu titik tunggal lalu dipisahkan.
Salah satu tokoh matrealis A.S. Eddington, seorang fisikawan terkenal. Ia menolak alasan ini dan menyatakan “Secara filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba dari tatanan alam yang ada saat ini sungguh menjijikan bagi saya”. Dan seorang astronom terkemuka asal Inggris yang juga merupakan seorang matrealis bernama Fred Hoyle  sangat terganggu dengan teori big bang. Pada abad ke 20 ia mengemukakan teori “Steady State” yang menyatakan bahwa “alam semesta berukuran tak hingga dan kekal selamanya”. Pada tahun 1948 George Gamov mengemukakan “alam semesta ini melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan harus ada di alam, selain itu radiasi ini harus tersebar rata di segenap penjuru alam semesta”. Dan pada tahun 1965 Arnold benzias dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja, radiasi ini yang disebut dengan radiasi latar kosmik tidak terlihat memencar pada satu sumber akan tetapi meliputi seluruh radiasi peninggalan. Pada tahun 1989 NASA meluncurkan satelit.
Teori big bang, secara tidak langsung juga telah tercantum dalam Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat 47, yang berbunyi : “Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. Dalam ayat tersebut telah disebutkan bahwa Allah akan meluaskannya. Menunjukan bahwa alam semesta mengembang yang dimulai dari satu titik. Bukti lain mengenai teori big bang adalah banyaknya jumlah helium dan hydrogen alam semesta. Jika tidak ada permulaan seharusnya hydrogen habis dan menjadi helium. Seorang matrealis Dennis Sciamma mengatakan “bukan ini tidak benar tetapi ia berharap ini dibenarkan”.  Adalah sebuah fakta yang menjijikan bagi para matrealis yakni keberadaan pencipta. Anthony Flew menyatakan “Sayangnya, pengakuan adalah baik bagi jiwa. Karenanya saya akan memulai dengan pengakuan bahwa kaum Atheis Stratonisan terpaksa dipermalukan oleh kesepakatan kosmologi zaman ini. Sebab tampaknya ahli kosmologi tengah memberikan bukti ilmiah bahwa semesta memiliki permulaan”.
Para ilmuwan seperti Keppler, Newton, Copernic, Hubble, dan Einstein telah mengakui adanya pencipta dalam penciptaan alam semesta. Hugh Ross seorang astrofisika menyatakan “Jika permulaan waktu terjadi bersamaan dengan permulaan alam semesta sebagaimana pernyataan torema ruang, maka penyebab terbentuknya alam semesta pastilah sesuatu yang bekerja pada dimensi waktu yang sama sekali tak tergantung dan lebih dulu ada dari dimensi waktu alam semesta, kesimpulan ini bahwa Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, Tuhan tidak pula berada di alam semesta”.
Alam semesta terencana secara teratur. Big bang terjadi dari materi-materi yang terkumpul menjadi titik. Tatanan sempurna muncul setelah big bang. Fred Hoyle mengungkapkan “Teori big bang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari satu ledakan tunggal. Tapi sebagaimana diketahui ledakan hanya menghancurkan materi berkeping-keping, sementara big bang secara misterius telah menghasilkan dampak yang berlawanan yakni materi yang saling bergabung dan membentuk galaksi-galaksi.
Tori big bang adalah teori yang telah diakui oleh para ilmuwan dan seluruh manusia di dunia. Big bang ini menimbulkan masalah bagi kaum matrealis. Dan pada akhirnya para kaum matrealis pun harus mengakui kebenaran teori big bang. Dan teori steady state pun tersingkirkan.
Alam semesta tercipta dengan adanya kekuatan supranatural didalamnya. Semua yang ada di alam semesta tertata dengan rapi. Pencipta dari semuanya ini adalah Allah SWT. Maha Besar Allah yang menciptakan segalanya dengan sedemikian rapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar