TEORI MENGENAI ALAM SEMESTA
( BIG BANG VS
STEADY STATE )
Sudah sejak zaman dahulu para manusia bertanya-tanya mengenai
bagaimana alam semesta terjadi dan bagaimana hukum dan tatanannya bekerja?
Para ilmuwan telah memikirkan tentang hal
ini. Alam semesta merupakan kumpulan materi tak hingga yang telah ada sejak
dulu dan akan terus ada untuk selamanya. Begitulah dasar paham matrealis,
pandangan ini menolak adanya Tuhan. Selain menyatakan bahwa alam ini tidak
berawal dan tidak berakhir. Tokoh-tokoh matrealis ini diantaranya adalah Karl
Marx, Vladimir Lenin, Friedrich Engels, dan Leon Trotsky. Matrealisme adalah
paham yang meyakini bahwa materi adalah satu-satunya keberadaan mutlak dan
menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada zaman Yunani kuno abad ke
19, para penganut matrealisme mengakui model alam semesta sebagai berpijak
paham atheis. Misal dalam bukunya “principles fondamentaux de philoshopie”
karya Georges Politzer menyatakan bahwa “Alam semesta, jika ia diciptakan, ia
sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dari ketiadaan”.
Namun pada abad ke 20 ilmu pengetahuan
muncul dan menghancurkan paham kuno itu. Alam semesta tidak tetap seperti paham
matrealis, namun alam semesta itu mengembang. Ia diciptakan dari ketiadaan,
alam semesta mimiliki permulaan. Edwin Hubble melakukan pengamatan
bintang-bintang kdengan teleskop di California. Ia menyatakan bahwa
bintang-bintang berwarna merah, hal ini berarti bintang menjauhi kita. Menurut
hukum fisika spectrum sumber cahaya yang mendekati pengamat berwarna ungu,
sedangakan bila berwarna merah maka akan menjauhi. Hal ini berarti bintang dan
galaksi semakin menjauhi kita dan alam semesta mengembang.
Albert Einstein berdasarkan teori fisika menyatakan
bahwa alam semesta tidak statis. Alam semesta berasal dari satu titik tunggal.
Perhitungan menunjukan titik tunggal itu memiliki volume nol, ledakan ini
bernama “Big bang”. Dari titik yang bervolume nol ini berarti berasal dari
ketiadaan, lalu muncul, berarti ia diciptakan dari ketiadaan seperti yang sudah
tercantum dalam Qur’an Surat Al-An’am ayat 101. Yang isinya mengenai bahwa alam
semesta ini ada yang menciptakan yaitu Allah SWT.
Lalu dalam surat Al-Anbiya’: 30 yang
berbunyi “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasannya pada
langit dan bumi itu keduanya adalah suatu yang padu kemudian Kami pisahkan
antara keduanya”. Seluruh materi pada awalnya diciptakan dari satu titik
tunggal lalu dipisahkan.
Salah satu tokoh matrealis A.S. Eddington,
seorang fisikawan terkenal. Ia menolak alasan ini dan menyatakan “Secara
filosofis, gagasan tentang permulaan tiba-tiba dari tatanan alam yang ada saat
ini sungguh menjijikan bagi saya”. Dan seorang astronom terkemuka asal Inggris
yang juga merupakan seorang matrealis bernama Fred Hoyle sangat terganggu dengan teori big bang. Pada
abad ke 20 ia mengemukakan teori “Steady State” yang menyatakan bahwa “alam
semesta berukuran tak hingga dan kekal selamanya”. Pada tahun 1948 George Gamov
mengemukakan “alam semesta ini melalui ledakan raksasa, sisa radiasi yang
ditinggalkan harus ada di alam, selain itu radiasi ini harus tersebar rata di
segenap penjuru alam semesta”. Dan pada tahun 1965 Arnold benzias dan Robert
Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja, radiasi ini yang disebut dengan
radiasi latar kosmik tidak terlihat memencar pada satu sumber akan tetapi
meliputi seluruh radiasi peninggalan. Pada tahun 1989 NASA meluncurkan satelit.
Teori big bang, secara tidak langsung juga
telah tercantum dalam Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat 47, yang berbunyi : “Dan
langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.
Dalam ayat tersebut telah disebutkan bahwa Allah akan meluaskannya. Menunjukan
bahwa alam semesta mengembang yang dimulai dari satu titik. Bukti lain mengenai
teori big bang adalah banyaknya jumlah helium dan hydrogen alam semesta. Jika
tidak ada permulaan seharusnya hydrogen habis dan menjadi helium. Seorang
matrealis Dennis Sciamma mengatakan “bukan ini tidak benar tetapi ia berharap
ini dibenarkan”. Adalah sebuah fakta
yang menjijikan bagi para matrealis yakni keberadaan pencipta. Anthony Flew
menyatakan “Sayangnya, pengakuan adalah baik bagi jiwa. Karenanya saya akan
memulai dengan pengakuan bahwa kaum Atheis Stratonisan terpaksa dipermalukan
oleh kesepakatan kosmologi zaman ini. Sebab tampaknya ahli kosmologi tengah
memberikan bukti ilmiah bahwa semesta memiliki permulaan”.
Para ilmuwan seperti Keppler, Newton,
Copernic, Hubble, dan Einstein telah mengakui adanya pencipta dalam penciptaan
alam semesta. Hugh Ross seorang astrofisika menyatakan “Jika permulaan waktu
terjadi bersamaan dengan permulaan alam semesta sebagaimana pernyataan torema
ruang, maka penyebab terbentuknya alam semesta pastilah sesuatu yang bekerja
pada dimensi waktu yang sama sekali tak tergantung dan lebih dulu ada dari
dimensi waktu alam semesta, kesimpulan ini bahwa Tuhan bukanlah alam semesta
itu sendiri, Tuhan tidak pula berada di alam semesta”.
Alam semesta terencana secara teratur. Big
bang terjadi dari materi-materi yang terkumpul menjadi titik. Tatanan sempurna
muncul setelah big bang. Fred Hoyle mengungkapkan “Teori big bang menyatakan
bahwa alam semesta berawal dari satu ledakan tunggal. Tapi sebagaimana
diketahui ledakan hanya menghancurkan materi berkeping-keping, sementara big
bang secara misterius telah menghasilkan dampak yang berlawanan yakni materi
yang saling bergabung dan membentuk galaksi-galaksi.
Tori big bang adalah teori yang telah
diakui oleh para ilmuwan dan seluruh manusia di dunia. Big bang ini menimbulkan
masalah bagi kaum matrealis. Dan pada akhirnya para kaum matrealis pun harus
mengakui kebenaran teori big bang. Dan teori steady state pun tersingkirkan.
Alam semesta tercipta dengan adanya
kekuatan supranatural didalamnya. Semua yang ada di alam semesta tertata dengan
rapi. Pencipta dari semuanya ini adalah Allah SWT. Maha Besar Allah yang
menciptakan segalanya dengan sedemikian rapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar