Senin, 05 Januari 2015

TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan semakin beranekaragamnya teknologi canggih membawa perubahan pula pada individu  dan masyarakat. Perubahan tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi pula pada  tuntutan setiap elemen dalam masyarakat, bagi dari sisi ekonomi, industri, pendidikan dan lain - lain.

Tujuan sebuah organisasi maupun perusahaan akan terealisasi secara baik hanya dengan  menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan informasi yang  dimiliki dan dibutuhkan. Mulai dari perencanaan, implementasi, sampai pada  tahap evaluasi, sehingga informasi yang dimiliki dapat dijadikan sebagai rujukan  untuk mewujudkan tujuan organisasi, karena dapat berpengaruh pada proses  pengambilan sebuah keputusan dan kebijakan.
TQM (Total Quality Management) atau yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai manajemen  mutu terpadu biasa digunakan dalam organisasi profit atau organisasi yang  berorientasi pada keuntungan. Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara  terbaik agar dapat bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan  menghasilkan kualitas yang  terbaik. Untuk menghasilkan kualitas yang terbaik  diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap kemampuan manusia,  proses, dan lingkungan. Cara terbaik agar dapat memperbaiki kemampuan  komponen-komponen tersebut secara berkesinambungan adalah dengan  menerapkan TQM.

A.  Pengertian Total Quality Management (TQM)
Managemen Mutu Terpadu (total quality Management) merupakan suatu falsafah managemen yang menekankan peningkatan mutu barang atau jasa yang dibuat perusahaan dan menekankan bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada perusahaan harus diarahkan pada sasaran ini.
Definisi Total Quality Managemen menurut beberapa tokoh :
1.      Menurut Roosevelt, TQM merupakan ilmu pembangunan strategis penuntutan evaluasi dan menjalankan perbaikan kemajuan yang terus menerus pada semua area bisnis.
2.      Menurut Corrigan, TQM adalah sebuah managemen filosofi yang membangun sebuah penggerak pelanggan, pembelajaran organisasi mendedikasikan kepuasan pelanggan total melalui kemajuan yang terus menerus dalam keefektifitasan dan efisiensi organisasi dan prosesnya.
Total Quality Management (TQM) merupakan suatu konsep manajemen modern yang berusaha untuk memberikan respon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada, baik yang didorong oleh kekuatan eksternal maupun internal organisasi. Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik agar dapat bersaing unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang terbaik. Oleh karena itu, Total Quality Management (TQM) merupakan teori ilmu manajemen yang mengarahkan pimpinan organisasi dan personilnya untuk melakukan program perbaikan mutu secara berkesinambungan yang terfokus pada pencapaian kepuasan para pelanggan.
Total Quality Management adalah management mutu yang melibatkan dan memadukan semua bagian dan semua orang di dalam organisasi atau perusahaan. Falsafah yang mendasari penerapan konsep management mutu terpadu (TQM) adalah :
1.      Mutu yang lebih tinggi akan mengurangi pekerjaan perbaikan, kesalahan, dan penundaan serta memungkinkan penggunaan yang lebih baik atas bahan dan waktu, sehingga menurunkan biaya yang juga berarti meningkatkan daya hasil.
2.      Mutu yang lebih tinggi akan meningkatkan permintaan dan memberi peluang untuk menaikkan harga. Peningkatan permintaan akan meningkatkan lapangan pekerjaan dan harga yang lebih tinggi akan meningkatkan laba.
Total Quality Management (TQM) merujuk pada budaya organisasi yang didedikasikan pada perbaikan yang berkelanjutan dan produksi produk dan jasa yang berkualitas tinggi, yang pada akhirnya menghasilkan kepuasan konsumen yang lebih tinggi.
TQM haruslah merupakan falsafah yang dianut oleh seluruh bagian perusahaan dan untuk melaksanakannya dibutuhkan kerjasama antara seluruh fungsi yang berbeda. Peran fungsi-fungsi penciptaan nilai dalam menciptakan mutu management tertinggi pada barang atau jasa yang dibuat perusahaan yaitu sebagai berikut :
Fungsi Penciptaan Nilai
Peran Utama
Pengolahan
1.      Mempersingkat masa pengolahan
2.      Menemukan sumber kerusakan barang
Pemasaran
1.      Memusatkan perhatian pada pelanggan
2.      Memenuhi keinginan pelanggan yang berkaitan dengan mutu barang atau jasa
Managemen Persediaan
1.      Mengurangi jumlah pemasok
2.      Membantu pemasok menerapkan TQM
3.      Menemukan sumber kerusakan hingga ke daerah pemasok
Penelitian dan Pengembangan
Membuat rancangan barang yang memudahkan pembuatannya
Sumberdaya Manusia
1.      Melaksanakan progam-progam pelatihan TQM
2.      Mengelompokkan pekerja ke dalam kelompok-kelompok mutu

B.  Syarat –syarat TQM (Total Quality Management)
Menurut Goetsch dan davis (dalam Tjiptono, 2003: 15) komponen bagaimana memiliki sepuluh unsur yang meliputi :
a.       Fokus pada pelanggan
Dalam TQM, baik pelanggan Internal maupun eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk dan jasa yang disampaikan pada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk dan jasa.
b.      Obsesi terhadap kualitas
Dalam peusahaan yang menerapkan TQM, penentu akhir adalah pelanggan internal dan eksternal. Dengan ketetapan yang ada perusahaan berusaha maksimal untuk memeenui atau melebihi yang telah ditentukan. Oleh karena itu, karyawan harus mengerjakan pekerjaan sesuai pembagian.
c.       Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut.
d.      Komitmen jangka panjang
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam menjalankan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru juga. Oleh karena itu, komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
e.       Kerja sama tim (teamwork)
Perusahaan yang menerapkan TQM harus membangun kerja sama tim yang baik. Kerja sama dibangun antara karyawan dan manajer dan antar karyawan. Perusahaan juga harus menjalin kerja sama secara baik dengan pihak-pihak lain.
f.       Perbaikan sistem secara berkesinambungan
Setiap produk dan jasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam suatu sistem/lingkungan. Oleh karena itu, sistem yang ada perlu diperbaiki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat.
g.      Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan dan pelatihan bagi perusahaan yang menerapkan TQM adalah faktor yang sangat fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Hal ini berlaku prinsip bahwa belajar adalah proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia dan jabatan. Dengan belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
h.      Kebebasan yang terkendali
Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan “rasa memiliki” dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Kebebasan yang timbul sebagai akibat keterlibatan dan pemberdayaan tersebut merupakan hasil pengendalian yang terencana dan terlaksana dengan baik.
i.        Kesatuan tujuan
Agar TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus ada kesepakatan antara pihak manajemen dan karyawan mengenai upah dan kondisi kerja.
j.        Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Ada dua manfaat yang bisa diambil dengan adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Pertama, hal ini dimungkinkan untuk mendapatkan keputusan yang baik, rencana yang lebih baik, atau perbaikan yang lebih efektif pula, karena juga mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus melaksanakannya.
C.  Piranti TQM (Total Quality Management)
Penerapan TQM dinatu oleh alat-alat yang disebut dengan piranti tqm, alat-alat ini membantu kita untuk menganalisis dan memahami permasalahan dan membuat perencanaan. Ada beberapa macam pirati TQM, diantaranya
v  Diagram Alur
·      Pengertian
Diagram Alur Data (Data Flow Diagram) adalah gambaran sistem secara  logikal   yang menerangkan   alur   data   pada   sistem   yang   akan   dikembangkan. Diagram Alur atau bagan arus proses juga merupakan salah satu alat perencanaan dan analisis yang digunakan untuk menyusun gambar proses tahap demi tahap untuk tujuan analisis, diskusi, atau komunikasi dan menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses. Alat ini menggunakan beberapa simbol. Setiap simbolnya merupakan representasi dari satu macam langkah.
·      Manfaat Diagram Alur
Secara khusus diagram alur dapat digunakan dalam beberapa hal yakni : (a) mengidentifikasi dan menganalisis proses operasional, manajerial, pelayanan, dan pembentukan produk baru; (b) mendefinisikan atau menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses. Diagram alur ini memusatkan perhatian pada satu fungsi atau aktivitas yang spesifik. Adapun penerapannya dapat dibagi menjadi beberapa langkah sebagai berikut :
1)   Menyiapkan sesi Diagram Alur.
Tahap ini ialah tahap menyiapkan apa saja yang dibutuhkan dalam menyusun diagram alur. Adapun yang perlu disiapkan yakni : pembagian kelompok (maximum 6 orang), menentukan proses yang akan dianalisis, membuat table, siapkan kartu temple atau ¼ lembar kertas tulis biasa untuk membantu menyususn Diagram Alur.
2)   Mengidentifikasi tugas-tugas proses utama
Mengidentifikasi tugas utama, setelah tugas pertama teridentifikasi kemudian kemukakan beberapa pertanyaan untuk mendorong dan memperlancar penyelesaian Diagram Alur.
3)   Menggambarkan Diagram Alur.
Peserta diingatkan symbol-simbol bagan arus yang menjadi patokan dalam menggambarkan proses. Misalnya bentuk lingkaran memanjang menggambarkan bahwa setiap proses memiliki awal dan akhir. Kemudian bentuk kotak yang menunjukkan proses lebih lanjut, semua proses mempunyai tugas, bentuk wajik dan lain-lain. Setelah semua selesai menggambarkan, maka kemudian hasilnya disampaikan.
4)   Menganalisis Diagram Alur
Untuk mempertajam analisis, ada beberapa pertanyaan, : waktu yang diperlukan untuk tiap kejadian, pengulangan proses (mencegah pengulangan proses), serta tugas-tugas yang tidak perlu.
Hal yang harus dipahami pada pembuatan diagram alur, bahwa diagram alur ini bukanlah akhir dari sebuah proses. Untuk memanfaatkan diagram ini diperlukan kecermatan dalam menentukan apa yang harus dilakukan dengan analisis. Misalnya, mensosialisasikan kepada karyawan sejawat dan juga nasabah. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menentukan fokus persoalan untuk pertemuan berikutnya.
Contoh diagram alur
a.     Diagram Alur data fisik
                   

b.      Diagram Alur data logika
                   
v  Analisis tulang ikan
1.      Pengertian dan tujuan
Analisis Tulang Ikan disebut juga Diagram Ishikawa (Kaoru Isyikawa), yaitu orang yang pertama kali menggunakannya. Diagram Ishikawa adalah sebuah daftar visual yang disusun secara terstruktur yang mengilustrasikan berbagai sebab yang memengaruhi proses dengan cara memisahkan dan menghubungkan satu sebab dengan sebab lainnya.
Analisis tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan berbagai sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah dimengerti dan rapi. Diagram ini membantu kita mengetahui apa yang sesungguhnya yang terjadi dalam proses, yaitu dengan cara memecah proses menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses.
2.      Manfaat Analisis Tulang Ikan
Dengan menggunakan analisis tulang ikan, kita dapat semakin memperjelas sebab-sebab suatu masalah atau persoalan. Dengan kata lain, kita dapat mencari akar terdalam dari sebuah permasalahan.
3.      Langkah-langkah Penerapan
Langkah 1: menyiapkan sesi Analisis Tulang Ikan
a.       Peserta dibagi dalam beberapa kelompok.
b.      Memilih komponen yang akan dianalisis
c.       Menyiapkan kertas flipchart untuk setiap kelompok sebagai media visualisasi
d.      Tentukan seorang pencatat untuk mengisi diagram tulang ikan

Langkah 2: mengidentifikasi akibat atau masalah
Tulislah akibat atau masalah yang akan ditangani pada kotak sebelah paling kanan diagram tulang ikan. Misalnya Laporan anggaran akhir bulan yang terlambat.

Langkah 3: mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama
a.       Dari garis horizontal utama, ada empat garis diagonal yang menjadi “cabang”. Setiap cabang mewakili “sebab utama” dari masalah yang ditulis.
b.      Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Misalnya, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Mesin, Materi, Pengukuran, Metode, Tempat, Prosedur, Kebijakan, Lingkungan, Sistem, Keterampilan, dll.

Langkah 4: menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran
a.       Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan dengan menggunakan curah pendapat.
b.      Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama di mana sebab tersebut harus ditempatkan dalam diagram tulang ikan (yaitu, tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan).
c.       Sebab-sebab ditulis pada garis horizontal sehingga banyak “tulang” kecil keluar dari garis horizontal utama.
d.      Suatu sebab bisa ditulis di bawah lebih dari satu kategori sebab utama.

Langkah 5: mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
Setelah setiap kategori diisi carilah sebab-sebab yang muncul pada lebih dari satu kategori. Sebab-sebab inilah yang merupakan petunjuk “sebab yang tampaknya paling mungkin” lingkarilah sebab yang tampaknya paling memungkinkan pada diagram.

Langkah 6: mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
a.       Di antara semua sebab-sebab, harus dicari sebab yang paling mungkin.
b.      Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya paling memungkinkan) dan tanyakan, “Mengapa ini sebabnya?”
c.       Pertanyakan “Mengapa?” akan membantu kita sampai pada sebab pokok dari permasalahan yang teridentifikasi.
d.      Tanyakan “Mengapa?” sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi. Kalau sudah sampai ke situ sebab pokok telah teridentifikasi.
v  Analisis Medan Daya
Analisis medan daya merupakan suatu alat alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam mencapai suatu sasaran dan mengidentifikasikan berbagai sebab yang mungkin serta pemecahan dari suatu masalah. Alat ini juga dikenal dengan nama Inggris “Force Field Analysis”. Kegunaan alat ini untuk mempelajari situasi yang memerlukan perubahan. Hal ini didasarkan pada ide bahwa ada dua kekuatan yang saling berhadapan dalam sebuah usaha perubahan. Kekuatan pertama mendukung perubahan dan kekuatan kedua menolak perubahan. Analisis tersebut memberikan tawaran yang bisa dilakukan yaitu memperkuat kekuatan pendukung dan menetralkan kekuatan yang menolak.
Analisis medan daya (force field analysis), dikembangkan oleh Kurt Lewin (1951) dan secara luas digunakan untuk menginformasikan pengambilan keputusan, terutama dalam perencanaan dan pelaksanaan program manajemen perubahan dalam organisasi. Ini adalah metode yang kuat untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif dari kekuatan-kekuatan berbeda yang bekerja pada isu perubahan organisasi yang potensial, dan untuk menilai sumber dan kekuatan mereka.
Analisis diatas adalah suatu kerangka kerja yang mendorong suatu organisasi  ataupun individu untuk melakukan hal-hal penting seperti berikut :
a.       Berpikir sebelum merencanakan.
b.      Mempertimbangkan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk menghadapi ganjalan yang tidak mau berubah.
c.       Membantu manajemen dalam melakukan pembenahan/perubahan.
d.      Menganalisis tingkat kekuatan-kekuatan yang bertentangan satu sama lain.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penerapan analisis medan daya meliputi hal-hal sebagai berikut :
a.       Menyiapkan sesi analisis medan daya.
b.      Pilih pernyataan masalah.
c.       Jelaskan keadaan saat ini.
d.      Sebutkan kondisi yang akan terjadi bila “masalah” telah terpecahkan.
e.       Identifikasi faktor pendorong.
f.       Identifikasi faktor penghambat.
g.      Tentukan cara menghilangkan faktor penghambat.
h.      Susun rencana tindak lanjut.
 Dengan demikian, penggunaan analisis medan daya adalah memberikan manfaat dengan memberikan gambaran permasalahan dan keadaan-keadaan yang tidak dapat diubah. Memberikan analisis tentang cara menghapuskan hal-hal yang menghambat tercapainya tujuan.
Left Arrow: Kehilangan pekerja lembur (3)Right Arrow: Konsumen menginginkan produk baru (4)



Memperbaharui pabrik dengan
Peralatan baru

 
Contoh analisis medan daya









Right Arrow: Meningkatkan kecepatan produksi (2)


Right Arrow: Biaya pemeliharaan yang lebih rendah (3)




 











Total = 9                                                                                 Total  = 11
Kekuatan Pendorong perubahan                Kekuatan Penghambat perubahan
v   
v   
v   
v   
v  Benchmarking (patok duga)
·      Definisi Patok Duga
Patok duga (benchmarking) muncul pada awal 1980, tetapi baru tahun 1990 mulai popular sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Patok duga merupakan suatu proses belajar secara sistematika dan terus menerus untuk menganalisis tata kerja terbaik untuk menciptakan dan mencapai tujuan dengan prestasi kelas dunia, dengan membandingkan setiap bagian dari suatu perusahaan dengan perusahaan pesaing yang paling unggul dalam kelas dunia. Dari definisi patok duga tersebut ada empat faktor kunci yang akan dijelaskan lebih Lanjut yaitu
1.       Proses yang Berkesinambungan
Patok duga adalah perbaikan diri sendiri (self improvement) dan proses manajemen yang harus berkesinambungan agar makin efektif. Patok duga merupakan proses belajar secara sistematis dan terus menerus, karena praktek-praktek industri secara konstan berubah. Pemimpin industri secara konstan menjadi lebih kuat. Hanya perusahaan-perusahaan yang mengejar patok duga secara disiplin yang akan berhasil mencapai kinerja terbaik
2.         Pengukuran
Pengukuran dapat diselesaikan dengan dua cara. Praktek-praktek internal dan eksternal dapat dibandingkan dan suatu pernyataan perbedaan yang signifikan dapat didokumentasikan. Praktek-praktek dapat dikuantifikasikan untuk menunjukkan suatu pengukuran analitis dari cela antara praktek-praktek. Ia mengkuantifikasikan ukuran dari kesempatan. Matriks yang dihasilkan dari ukuran itu adalah yang mencakup hanya satu pemikiran, yang paling disukai oleh para manajer.
3. Produk, Jasa, dan Praktek
Patok duga dapat diterapkan pada semua praktek-praktek dan metode proses, yang mendukung produk dan jasa secara efektif agar memenuhi kepuasan pelanggan.
4. Perusahaan terkenal Sebagai Pemimpin Industri dunia
Patok duga harus diarahkan pada perusahaan-perusahaan dan fungsi-fungsi usaha yang diakui sebagai yang terbaik atau sebagai pemimpin industri terbaik, seperti bank untuk pemrosesan dokumen yang tanpa kesalahan. Contoh beberapa kandidat patok duga kelas dunia (world class benchmarking candidates) adalah Sony, Edison, MCI, dan lain-lain. Beberapa perusahaan terkenal yang termasyhur di Asiayang dipilih oleh Asian Institute of Management (AIM) adalah SIA, Ayala, Shell of Thailand, Cathay Pacific, Malaysia Airlines, dan Bank Niaga.
·      Pemikiran Perlunya Benchmarking (Patok Duga)
Dorongan untuk melakukan patok duga ditentukan oleh faktor pemenuhan kepuasan pelanggan yang sifatnya dinamis serta dapat meningkatkan daya saing dalam menghadap liberalisasi perdagangan dan globalisasi ekonomi.
Patok duga dimaksudkan untuk secara langsung meningkatkan efisiensi operasi dan strategi perusahaan. Konsep patok duga mengarah pada orientasi budaya menuju usaha belajar, peningkatan keterampilan karyawan, dan efisiensi yang pada gilirannya mengarah pada proses perbaikan berkelanjutan.
Menurut Karlof dan Ostblom, konsep efisiensi yang ingin dicapai melalui patok duga mengandung 4 komponen dasar, yaitu kualitas, harga, volume produksi, dan biaya produksi.
Patok duga digunakan untuk menentukan proses yang akan diperbaiki secara berkesinambungan, yang menawarkan jalan tercepat untuk mencapai perbaikan kinerja yang nyata.
Faktor –faktor yang dipertimbangkan untuk mendorong suatu perusahaan melakukan patok duga, adalah sebagai berikut :
1. Komitmen terhadap pelaksanaan manajemen mutu terpadu.
2. Fokus pada pelanggan.
3. Product to market time.
4. Waktu siklus manufaktur.
5. Laba.
Dengan melaksanakan patok duga, Roos mengemukakan manfaat-manfaat yang diperoleh berikut ini :
1. Perubahan Budaya Perusahaan
Patok duga memungkinkan perusahaan menetapkan target kinerja baru yang realistis yang akan meyakinkan setiap orang dalam organisasi mengenal kredibilitas target yang ingin dicapai.

2. Perbaikan Kinerja
Patok duga memungkinkan perusahaan mengetahui adanya kesenjangan-kesenjangan tertentu dalam kinerja dan proses yang akan diperbaiki. Hal ini bermanfaat bagi perancangan ulang produk untuk memenuhi atau melampaui harapan pelanggan
3. Peningkatan Kemampuan Sumber Daya Manusia
Patok duga memberikan dasar pelatihan karyawan. Para karyawan menyadari adanya kesenjangan antara apa yang mereka kerjakan dan apa yang dikerjakan di perusahaan terbaik di kelasnya. Usaha mengurangi kesenjangan memerlukan keterlibatan karyawan dalam setiap pemecahan masalah dan perbaikan proses. Melalui keterlibatan tersebut, serta setiap karyawan mengalami peningkatan kemampuan dan keterampilan.
·      Jenis-Jenis Benchmarking (Patok Duga)
Pada dasarnya terdapat empat jenis patok duga yaitu :
1.      Internal Benchmarking
Internal benchmarking merupakan investigasi patok duga yang paling mudah diterapkan yaitu dengan membandingkan operasi-operasi di antara fungsi-fungsi dalam organisasi itu sendiri. Dengan demikian Internal Benchmarking dapat dikatakan sebagai suatu paket upaya perbaikan terus-menerus untuk mengidentifikasi praktek bisnis terbaik yang ada dalam lingkungan perusahaan sendiri. Sebagai contoh, bila praktek bisnis di salah satu anak perusahaan atau unit bisnis setelah diteliti memiliki informasi yang terbaik, maka sifat-sifat tertentu yang unggul ini kemudian ditularkan kepada anak perusahaan yang lain atau unit bisnis lain yang berada dalam kelompok perusahaan yang sama.
2.      Competitive Benchmarking
Competitive Benchmarking merupakan tingkatan yang lebih lanjut dari Internal Benchmarking. Competitive Benchmarking berfungsi untuk memposisikan produk perusahaan terhadap produk pesaing. Competitive Benchmarking diterapkan untuk menciptakan atau meningkatkan daya saing serta mampu memperbaiki posisi produk dalam pasar yang kompetitif. Melalui Competitive Benchmarking akan diperoleh informasi tentang performansi terbaik dari pesaing, dimana informasi ini dapat dipergunakan oleh perusahaan untuk menciptakan produk yang lebih baik dari yang baik.
3.      Fungsional Benchmarking
Fungsional Benchmarking merupakan jenis patok duga yang tidak harus membatasi pada perbandingan terhadap pesaing langsung. Fungsional Benchmarking dapat melakukan investigasi pada perusahaan-perusahaan yang unggul dalam industri yang tidak sejenis. Bagaimanapun relevansi dari perbandingan pada Fungsional Benchmarking perlu dipertahankan melalui pendefenisian karakteristik performansi yang harus serupa dengan fungsi-fungsi dari perusahaan.
4.    Generic Benchmarking
Generic Benchmarking merupakan jenis patok duga dimana beberapa fungsi bisnis dan proses adalah sama tanpa memperdulikan ketidakserupaan atau ketidaksejenisan diantara industri-industri. Generic Benchmarking membutuhkan konseptualisasi yang komperhensi, serta merupakan jenis patok duga yang paling sulit. Generic Benchmarking merupakan perluasan dari Fungsional Benchmarking.

REFERENSI   :
- Pontas M. Perdede, Management Strategik dan Kebijakan Perusahaan,Penerbit Mitra Wacana Media : Jakarta, 2011.
- Kuat Ismanto, Manajemen Syari’ah implementasi TQM dalam lembaga keuangan syari’ah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009.
- http://www.referensimakalah.com/2013/02/pengertian-total-quality-management-tqm.html
- John M. Ivancevich, dkk. Perilaku dan Management Organisasi,  Penerbit Erlangga : Jakarta, 2007.
- BAB II (batasan masalah) pdf
- ilmubisnisoke.blogspot.com/2011/01/memahami-patok-duga-bencmarking.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar